Strategi Penggunaan Souvenir Perusahaan untuk Event & Pameran
Souvenir Kantor Biz ID - Di tengah ledakan iklan digital, kenapa perusahaan masih
menyediakan souvenir saat pameran atau event? Jawabannya sederhana: sentuhan
fisik tetap punya daya ingat. Sebuah barang yang sering dipakai atau
dipajang memiliki peluang berulang untuk “mengingatkan” penerima tentang brand
Anda — sebuah keuntungan yang sulit dicapai iklan yang cepat berlalu. Souvenir
yang dipilih dengan strategi bisa menjadi alat pemasaran yang bekerja
terus-menerus bahkan setelah event usai.
Peran souvenir pada event & pameran: lebih dari sekadar cenderamata
Saat pameran, perusahaan bertarung untuk perhatian—setiap
detik interaksi berarti. Souvenir berfungsi di beberapa level:
- Attention
hook — item menarik membuat pengunjung mampir ke booth.
- Lead
magnet — souvenir yang bernilai bisa ditukar dengan data kontak atau
partisipasi (scan badge, isi form).
- Brand
reminder — barang berguna (tumbler, powerbank) memperpanjang eksposur
merek.
- Engagement
driver — hadiah eksklusif mendorong pengguna membagikan foto/UGC di
media sosial.
Ketika dirancang dan didistribusikan dengan tepat, souvenir
berubah dari biaya menjadi investasi pemasaran yang measurable.
Tipe souvenir yang efektif untuk event & pameran (dan kapan pakainya)
Berikut kategori souvenir yang sering terbukti efektif —
pilih berdasarkan tujuan event dan profil audiens:
- Giftset
bertema (Themed Giftset)
- Konten: notebook + pulpen
premium + pouch + voucher sample.
- Cocok untuk: seminar,
launch produk; memberi kesan curated dan profesional.
- Gadget
& aksesori digital (powerbank, wireless charger, flashdisk)
- Alasan: sangat
fungsional, sering dipakai — eksposur brand panjang.
- Cocok untuk: audiens
young professionals, tech events.
- Stationery
premium & office kit
- Contoh: pulpen metal,
notebook hardcover, desk calendar.
- Cocok untuk: B2B
meetings, corporate visitors — memberi kesan elegan.
- Produk
ramah lingkungan (reusable straw, stainless tumbler, tote dari daur ulang)
- Benefit tambahan:
mendukung CSR/green branding — nilai tambah di mata peserta.
- Voucher,
sample produk, dan QR-code experience
- Berikan kupon diskon atau
akses demo via QR; menghubungkan souvenir fisik ke pengalaman digital.
Strategi distribusi: sebelum, saat, dan sesudah event
Agar souvenir berfungsi optimal, perhatikan timing dan
mekanik distribusi:
Sebelum event — pre-event engagement
- Kirim
sneak-preview atau pre-registration gift (mis. pouch kecil + voucher)
untuk mendorong registrasi.
- Manfaat:
meningkatkan footfall dan kualitas lead.
Saat event — atur flow & gating
- Taktik:
berikan souvenir bernilai sebagai reward untuk aksi spesifik (mengisi
survei, demo produk, ikut mini-workshop).
- Hindari:
membagikan secara massal tanpa segmentasi — mendorong pemborosan dan
menurunkan perceived value.
Setelah event — follow-up & tracking
- Lampirkan
follow-up email yang mengaitkan souvenir ke call-to-action (klaim voucher,
daftar demo lanjutan).
- Minta
pengguna mengunggah foto dengan hashtag untuk mengukur engagement UGC.
Strategi ini membuat souvenir tidak hanya mendapatkan
perhatian sementara, tetapi juga mendukung funnel marketing sampai ke konversi.
Desain & personalisasi: halus tapi berkesan
Beberapa prinsip desain untuk souvenir pameran:
- Branding
halus: gunakan logo kecil/terintegrasi, jangan menutupi seluruh
permukaan. Souvenir yang terlalu “promosi” sering dianggap murah.
- Nilai
fungsi > ornamen: orang menghargai barang yang dipakai sehari-hari.
- Personalisasi
kontekstual: cetak nama peserta atau tema event untuk meningkatkan
rasa kepemilikan.
- Kemasan
menarik: unboxing experience sering menentukan kesan pertama; kemasan
yang rapi menambah perceived value.
Cara mengukur efektivitas (KPI praktis)
Souvenir bisa dan sebaiknya diukur. Beberapa KPI konkret:
- Jumlah
lead yang diperoleh dari mekanik penukaran souvenir (mis. form yang
diisi untuk klaim gift).
- Conversion
rate dari lead ke meeting/penjualan dalam 30/60 hari setelah event.
- Engagement
sosial: sebutan hashtag, foto UGC yang menampilkan souvenir.
- Penggunaan
voucher/kupon yang disertakan di dalam souvenir.
- Persepsi
brand (survey singkat): sebelum & sesudah event untuk mengukur
uplift brand awareness.
Dengan KPI ini, tim marketing bisa menghitung CPA (cost per
acquisition) dan menilai ROI souvenir dibandingkan kanal lain.
Risiko umum & cara mitigasi cepat
- Barang
murahan → merusak citra: selalu sampling & quality check sebelum
pesan massal.
- Stockout
saat hari H: siapkan buffer 10–20% dan paket alternatif.
- Over-branding:
gunakan desain elegan, fokus pada fungsi.
- Distribusi
salah target: segmentasikan mekanik klaim sehingga souvenir sampai ke
audiens bernilai.
Souvenir di event & pameran bukan aktivitas
‘tradisional’ yang usang — bila dipilih dan didistribusikan dengan strategi,
souvenir menjadi alat pemasaran yang efisien: menarik perhatian, mengumpulkan
data, memperpanjang eksposur, dan meningkatkan konversi. Kuncinya: pilih
item yang relevan, pastikan kualitas, rancang mekanik distribusi yang mendukung
tujuan marketing, dan ukur hasilnya.
Kalau Anda sedang menyiapkan acara berikutnya, mulai dari
brief dengan tujuan (brand awareness vs lead gen), lalu pilih tema giftset yang
sesuai — dan jangan lupa siapkan KPI untuk mengukur dampaknya. Souvenir yang
direncanakan dengan matang akan membayar dirinya sendiri melalui hubungan dan
peluang bisnis baru.